Di hari-hari akhir diklat Dakwah Islam, Habib Ali al-Jufri menjelaskan kunci investasi dakwah itu sendiri. Hal ini kembali kepada pribadi seorang da’i. Kunci itu adalah sebuah keterikatan batin (shilah) dengan Rasulallah SAW selaku pelopor da’i. Sisi historis para pakar dakwah di setiap masa telah mengilustrasikan realita secara kongkrit. Kiranya perkara ini juga sangat rasional, sebab misi segala aktifitas dakwah tak lain adalah penyebaran Islam yang nota bene merupakan misi Rasulallah SAW.
Habib Ali al-Jufri kemudian lebih menekankan perihal cinta Rasulallah SAW yang harus selalu “dipupuk” dalam jiwa seorang muslim. Karena beliau adalah perantara menuju kepada Allah Ta’ala. Di penghujung waktu da’i muda yang penuh kharisma ini memberikan kiat-kiat guna bermimpi melihat Rasuallah SAW seraya mensinyalir sebuah hadits yang artinya: ” Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi maka niscaya ia akan melihatku dalam kondisi jaga karena sesungguhnya setan itu tidak mampu menjelma menjadi diriku”.
Kiat-kiat itu diantaranya adalah:
1. Memperbanyak bersholawat kepadanya
2. Mempraktekkan sunnahnya dengan penuh hormat (takdzim)
3. Mengabdi untuk umatnya
http://indo.hadhramaut.info/view/147.aspx
Habib Ali al-Jufri kemudian lebih menekankan perihal cinta Rasulallah SAW yang harus selalu “dipupuk” dalam jiwa seorang muslim. Karena beliau adalah perantara menuju kepada Allah Ta’ala. Di penghujung waktu da’i muda yang penuh kharisma ini memberikan kiat-kiat guna bermimpi melihat Rasuallah SAW seraya mensinyalir sebuah hadits yang artinya: ” Barangsiapa yang melihatku dalam mimpi maka niscaya ia akan melihatku dalam kondisi jaga karena sesungguhnya setan itu tidak mampu menjelma menjadi diriku”.
Kiat-kiat itu diantaranya adalah:
1. Memperbanyak bersholawat kepadanya
2. Mempraktekkan sunnahnya dengan penuh hormat (takdzim)
3. Mengabdi untuk umatnya
http://indo.hadhramaut.info/view/147.aspx
Tidak ada komentar:
Posting Komentar